Pemilu Legislatif - Caleg Muda DPRD Polman
SAATNYA YANG MUDA BERKOMPETISI
Caleg DPRD Polman Dapil IV (4)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggh4LyK66ePGwMM-AwZh16TNcobnOY9VgcBhgJsov7PlGwv5fO2fah77x1deAU8vo4rPvEs4o8MOU6rVKzHj5FUXer2QCdGdObje5PFQsP1qSvFbzcgSMOqeU4qrf0JO4gy-8J7eNDybJ3/s200/Smudge+Tool+copy.jpg)
Dari 45 kursi yang tersedia untuk daerah polewali mandar, terdapat beberapa caleg yang telah terdaftar dari berbagai partai yang telah dinyatakan oleh KPU lolos verifikasi administrasi, diantaranya :
- PARTAI AMANAT NASIONAL
- PARTAI BULAN BINTANG
- PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
- PARTAI DEMOKRASI PEMBARUAN
- PARTAI DEMOKRAT
- PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
- PARTAI GOLONGAN KARYA
- PARTAI HATI NURANI RAKYAT
- PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA
- PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
- PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
- PARTAI KEDAULATAN BANGSA INDONESIA BARU
- PARTAI NASDEM
- PARTAI PEDULI RAKYAT NASIONAL
- PARTAI PERSATUAN NASIONAL
- PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
dan untuk saat ini sekitar 120 caleg yang rata-rata umur mereka masih dibawah 35
tahun. Banyaknya caleg yang unggul kapasitasnya sulit disaingi untuk menjadi
wakil rakyat tersebut merupakan angin baru untuk rakyat Indonesia dan sebagai
tanda kebangkitan kalangan muda. Sebab, kaum muda masih tetap dapat dipercaya
memiliki idealisme tinggi dan ghairoh pantang menyerah dalam memperjuangkan
aspirasi dan kepentingan masyarakat. Pemuda merupakan penerus bangsa. Keutuhan
semangat kaum muda adalah urat nadi kemajuan bangsa. Bila pemuda rapuh, maka
tunggu kehancuran suatu bangsa.
Angin baru ini layak mendapatkan apresiasi positif dari semua pihak, karena visi-misi dari kalangan muda yang progresif masih ”suci” tanpa nilai-nilai ”pragmatisme” yang menjerumuskan bangsa pada kondisi menyedihkan. Semangat ”suci” kalangan muda itu akan menentukan arah kemajuan Indonesia mendatang. Hal ini bukan berarti kalangan tua tidak memiliki visi-misi yang visioner seperti pemuda, tetapi semangat dan idealisme akan relevan dengan zamannya sendiri.
Dengan demikian, caleg muda memiliki tuntutan dan tanggung jawab besar jika terpilih nanti. Mereka mesti mampu mewujudkan visi—misi yang dikoarkan pada masyarakat. Semangat mereka harus tetap utuh sebagaimana semangat mereka sewaktu menurunkan rezim orde baru yang otoriter, koruptor, dan kejam.
Maka tantangan caleg muda yang dihadapi bukan antar partai maupun kelompok lain, melainkan semua pihak yang tidak sevisi untuk memperjuangkan rakyat, bahkan sesama partainya-pun, jika tidak mempunyai niatan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, harus menjadi tantangan dan wajib dilawan.
Untuk itu, suatu keniscayaan bagi caleg muda bersatu lintas partai, menyatukan visi-misi diembannya, seperti kebersatuan mereka untuk meng-gol-kan reformasi ’98. Berjuang bersama dengan satu tekad; lawan ketidak-adilan. Caleg muda tidak sepantasnya ”bertengkar” sesama pemuda hanya karena beda partai. Jika perlu, tidak menjadi persoalan pemuda ”bertengkar” dengan sesama anggata partainya sendiri yang tidak memiliki kometmen untuk memajukan negeri ini. Indonesia saat ini membutuhkan kader bangsa yang visioner, progresif dan memiliki grand planning perubahan nasional.
Kondisi bangsa yang hampir mencapai keterpurukan secara sempurna baik dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya, sangat membutuhkan kehadiran seseorang yang benar-benar ingin memperjuangkan rakyat, tidak hanya berjuang demi sendiri dan kelompoknya. Dan salah satu gantungan yang diharapkan adalah pemuda.
Selain tanggung jawab itu, bagi caleg muda adalah memperbaiki citra negatif anggota legislatif sekarang. Seperti cacian bahwa Gedung dewan hanya sebagai tempat meng-kaya-kan diri dan kelompok. Citra buruk itu, harus dirubah kalangan caleg muda, tentu jika terpilih nanti. Lembaga perwakilan rakyat harus dapat dipercaya lagi oleh rakyat sebagai institusi yang mewakili suara rakyat. Lembaga yang benar-benar memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat.
Dari itu, tidak salah bila caleg muda tidak menggunakan sistem yang dilakukan sebagian anggota dewan yang terpilih 2009 lalu, yakni mengubarkan janji-janji palsu tanpa realisasi yang menyentuh kepentingan rakyat. Bahkan, lebih naif, banyak diantara mereka (yang dengan bangga mengatasnamakan dirinya wakil rakyat) terjerat kasus korupsi—makan uang rakyat. Caleg muda harus benar-benar bersih dari prilaku kotor memalukan.
Tentu saja, harapan kita tidak hanya pada caleg muda, tetapi kepada seluruh caleg yang berlaga di pesta demokrasi 2014 benar-benar menjadi khairunnas ’anfa’uhum linnas. Paling baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat terhadap manusia, untuk bangsa dan negara. Bukan manusia yang cerdas memanfaatkan kepentingan manusia.
Angin baru ini layak mendapatkan apresiasi positif dari semua pihak, karena visi-misi dari kalangan muda yang progresif masih ”suci” tanpa nilai-nilai ”pragmatisme” yang menjerumuskan bangsa pada kondisi menyedihkan. Semangat ”suci” kalangan muda itu akan menentukan arah kemajuan Indonesia mendatang. Hal ini bukan berarti kalangan tua tidak memiliki visi-misi yang visioner seperti pemuda, tetapi semangat dan idealisme akan relevan dengan zamannya sendiri.
Dengan demikian, caleg muda memiliki tuntutan dan tanggung jawab besar jika terpilih nanti. Mereka mesti mampu mewujudkan visi—misi yang dikoarkan pada masyarakat. Semangat mereka harus tetap utuh sebagaimana semangat mereka sewaktu menurunkan rezim orde baru yang otoriter, koruptor, dan kejam.
Maka tantangan caleg muda yang dihadapi bukan antar partai maupun kelompok lain, melainkan semua pihak yang tidak sevisi untuk memperjuangkan rakyat, bahkan sesama partainya-pun, jika tidak mempunyai niatan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, harus menjadi tantangan dan wajib dilawan.
Untuk itu, suatu keniscayaan bagi caleg muda bersatu lintas partai, menyatukan visi-misi diembannya, seperti kebersatuan mereka untuk meng-gol-kan reformasi ’98. Berjuang bersama dengan satu tekad; lawan ketidak-adilan. Caleg muda tidak sepantasnya ”bertengkar” sesama pemuda hanya karena beda partai. Jika perlu, tidak menjadi persoalan pemuda ”bertengkar” dengan sesama anggata partainya sendiri yang tidak memiliki kometmen untuk memajukan negeri ini. Indonesia saat ini membutuhkan kader bangsa yang visioner, progresif dan memiliki grand planning perubahan nasional.
Kondisi bangsa yang hampir mencapai keterpurukan secara sempurna baik dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya, sangat membutuhkan kehadiran seseorang yang benar-benar ingin memperjuangkan rakyat, tidak hanya berjuang demi sendiri dan kelompoknya. Dan salah satu gantungan yang diharapkan adalah pemuda.
Selain tanggung jawab itu, bagi caleg muda adalah memperbaiki citra negatif anggota legislatif sekarang. Seperti cacian bahwa Gedung dewan hanya sebagai tempat meng-kaya-kan diri dan kelompok. Citra buruk itu, harus dirubah kalangan caleg muda, tentu jika terpilih nanti. Lembaga perwakilan rakyat harus dapat dipercaya lagi oleh rakyat sebagai institusi yang mewakili suara rakyat. Lembaga yang benar-benar memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat.
Dari itu, tidak salah bila caleg muda tidak menggunakan sistem yang dilakukan sebagian anggota dewan yang terpilih 2009 lalu, yakni mengubarkan janji-janji palsu tanpa realisasi yang menyentuh kepentingan rakyat. Bahkan, lebih naif, banyak diantara mereka (yang dengan bangga mengatasnamakan dirinya wakil rakyat) terjerat kasus korupsi—makan uang rakyat. Caleg muda harus benar-benar bersih dari prilaku kotor memalukan.
Tentu saja, harapan kita tidak hanya pada caleg muda, tetapi kepada seluruh caleg yang berlaga di pesta demokrasi 2014 benar-benar menjadi khairunnas ’anfa’uhum linnas. Paling baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat terhadap manusia, untuk bangsa dan negara. Bukan manusia yang cerdas memanfaatkan kepentingan manusia.
Wallahu A’lam.
SALAM RESTORASI,..........!
BalasHapushttp://www.facebook.com/anto.alauddin/
BalasHapussukses saudara
BalasHapusseriuski mau caleg nah?
BalasHapusterus berjuang,....baik untuk partai lebih2 untuk rakyat,semoga harapan dan impian masyarakat dapat terealisasi dengan mendukung caleg yang betul2 punya talent yang mmpu mengimplementasikan jiw nasionalismenya, bukan hnya du2k manis debelakang mejanya tnpa memperdulikan nasib rakyat,karena hanya menyadari pndritaan rakyat tetapi tdk prnah sadar akan hal itu
BalasHapus